I really need someone to count on, i really need someone that can help me
find the real me, not like this..
Aku lelah, aku lelah menjalani kehidupanku yang seperti ini, selalu hidup
dalam kepura-puraan, berusaha untuk memperlihatkan sisi bohongku, bukan diriku
yang sebenarnya.
Aku takut, aku takut orang lain akan menjauhiku jika kuungkapkan diriku
yang sesungguhnya, aku takut mereka akan benci akan diriku, dan aku takut
diriku sendiri akan benci pada diriku sendiri.
Aku membutuhkan seseorang untuk bisa menjadi sandaranku, tapi apa daya, tak
ada yang pernah benar-benar mengerti akan diriku, kecuali dirinya, mungkin
mereka peduli, tetapi tidaklah mengerti. Aku ingin segera meninggalkan
kehidupanku yang seperti ini, aku benci pada kehidupan yang seolah-olah
memusuhiku.
Tak ada yang pernah nyaman akan kehadiranku, tidak temanku tidak sahabatku
tidak keluargaku, bahkan tidak diriku sendiri. Seakan-akan hadirku benar-benar
ditakdirkan untuk sebuah kesalahan.
Aku ingin memiliki seseorang untuk membantuku menumpahkan segala keluh
kesahku, segala bebanku, seluruh penatku, tetapi aku sadar, kini takkan ada
yang mengerti, hanya dirinya, dan kurindu akan kehadirannya, rindu akan
sentuhannya, rindu akan kata katanya.
Kadang aku berfikir, mengapa sepertinya hidupku begitu tidak stabil, bahkan
dekat dengan kehancuran, apapun yang kulakukan selalu dianggap salah, selalu
dianggap tidak sempurna. Memang aku sadar, aku bukanlah suatu makhluk yang
sempurna, setidaknya aku berusaha, tidak mengertikah mereka?
Kadang pula aku merenung, apa sebaiknya kuakhiri hidupku? Toh semua manusia
hidup, untuk mati. Tetapi aku tak pernah memiliki kebranian untuk
mengecewakannya, tak pernah punya kebranian untuk mengingkari janjiku padanya.
Meski kusadari, dia telah tiada. Haruskah aku mempertahankan sesuatu yang aku
benci seperti ini...
Pernahkah mereka berfikir bahwa aku juga memiliki perasaan seperti yang
lainnya, pernahkah ada yang bena-benar khawatir akan keadaanku? TIDAK! Aku
selalu berdiri pada tonggakku sendiri setelah kepergiannya, dan aku menyesal
belum dapat menyusulnya, salahkah aku berharap untuk segera meninggalkan dunia
fana ini? Untuk apa hadirku jika hanya menyusahkan, tidak berguna, begitu kata
mereka.
Haha, miriskah? Seseorang yang tidak pernah diharapkan sepertiku masih bisa
melanjutkan kehidupan seperti biasa, tetapi seseoang yang sangat diharapkan
kehadirannya seperti dia, dengan cepat ditarik dari dunia ini. Berkali-kali aku
berfikir untuk menukar peranku dengan perannya, biarkan aku saja yang
menghilang, biar aku saja yang musnah, dan biarkan dirinya tetap dapat
melanjutkan kehidupannya. Aku hanya berantung pada dirinya, tetapi dia tidak
bergantung sama sekali pada diriku.
Takkan ada yang dirugikan dengan perginya diriku, dan kesedihan yang dirasa
tak akan berkepanjangan seperti kepergiannya
No comments:
Post a Comment