"Karena tidak selamanya kebahagiaan adalah nyata."
"Terkadang kita harus mengakui bahwa hidup ini terlalu berat."
"Terkadang kita harus menerima tidak segalanya dapat kita miliki."
---------------
Aku sadar, sangat sadar. Aku ada bukan untuk dirinya. Aku ada hanya untuk menjadi bayangannya.
Seseorang yang sangat sempurna seperti dirinya tidak mungkin mengetahui keberadaanku yang sederhana ini. Karena aku hanyalah pengagum rahasianya. Inilah hidup. Inilah kenyataan.
Seperti biasa, aku memperhatikan gerakan lincahnya memainkan bola basket seakan menari. Setiap langkah maupun sentakannya begitu indah di mataku. Saking indahnya hatiku seakan menyusut dan menipis, nyeri. Menyadari bahwa dia bukanlah milikku.
Perlahan ku angkat ponselku untuk mengabadikan sosoknya dalam bentuk gambar. Mungkin ada yang mengatakan aku bodoh karena terlalu menggilainya, tetapi dialah hidupku. Tanpanya, aku tak memiliki semangat lagi. Hanya melihatnya tersenyum dan tertawa bisa membuat hatiku sejuk.
"Kara!"
Aku menolehkan kepalaku untuk melihat siapa yang memanggilku. Dan aku tersenyum.
"Pulang, yuk?"
Meskipun hatiku sudah terikat padanya, ada orang lain yang memperhatikanku. Bagiku ini sudah cukup. Meskipun terdengar sedikit kejam baginya karena aku tak membalas perasaannya. Sejumput rasa bersalah selalu mewarnai hatiku karena hatiku sudah terikat pada orang yang bahkan tidak menyadari keberadaanku.
Aku tersenyum dan mengamit tangannya.
Aku mungkin mencintainya. Tetapi dia bukanlah milikku.
No comments:
Post a Comment