^^ About Me ^^

Hasil Kegalauan Dua Orang

Terkadang aku berfikir, untuk apa aku hidup? Tetapi ketika pikiranku mulai menuju ke kematian, aku kembali berfikir, ada gunanyakah aku mati? Dan semua pilihan kita menjadi tak begitu berarti.

Terkadang aku berfikir hidup ini teramat sulit... Selalu mendapat tekanan tanpa ada ruang untuk kebebasan... Dan bagaimana jika aku mati? Dan aku berfikir kembali, apakah kematian selalu menjanjikan kedamaian? Tak ada yang tahu itu.



Ketika kematian terlihat sebagai jalan yang indah untuk menyelesaikan masalah, aku merenung, berfikir, adakah yang akan mengingatku ketika aku mati? Dan itu yang membuatku tetap bertahan hidup, aku ingin dikenang setidaknya oleh satu orang.

Dan bagaimana cara agar aku dikenang oleh seseorang? Aku termenung... Bukankah selama ini mereka yang selalu memberiku semangat untuk hidup... Lalu apa yang pernah kuberi untuk mereka? Sekarang aku paham, sebuah senyum yang kubuat diwajah mereka adalah kebanggaan sendiri untuk diriku, semakin banyak senyum yang kubuat aku harap mereka akan semakin mengingatku.

Meski terkadang aku tak mampu untuk memberikan senyum terbaikku, senyum tulusku, kuharap dengan senyumku ini, banyak yang menyadari keberadaanku, menerimaku, meski harus menahan kesedihan untuk diriku sendiri.

Tersudut oleh kesedihan.. setiap hari selalu seperti itu.. haruskah mereka tahu kesedihan yang aku alami? Walaupun mereka tahu, akankah semua keadaan akan berubah.. akankah mereka menyadari diriku.. atau malah mengasihaniku bisa pula mengacuhkanku.. inikah keadilan? Semua bisa tertawa, tapi aku menangis. Semua bisa berlari ditengah kebebasan, tapi aku terkurung dalam kehampaan, semua bisa merasakan masa depan mereka,  tapi rasaku mati dalam setiap kesedihanku.

Mereka hanya melihatku tertawa  disetiap hariku, seakan menikmati, sama seperti mereka. Tetapi adakah yang menyadari? Setiap derai tawaku mewakili isak sunyiku. Setiap senyumku, senyum yang terlihat bahagia bagi mereka, senyum yang selalu menambah sayatan dihatiku.. Aku bercanda dengan bebasnya, setidaknya itulah yang terlihat, tanpa terlihat terpaksa, haruskah aku membagi ini semua? Yang hanya akan menyusahkan mereka. Biarkan kunikmati sendiri isakku, kunikmati sendiri perihku, janganlah mereka tahu.

Namun sampai kapan aku bisa bertahan dengan keadaan seperti ini? Sampai kapan aku mau bersandiwara dengan semua skenario kehidupanku yang kusetting bahagia didepan mereka.. Kutilik isi hatiku, kupahami baik-baik.. bukankah aku menginginkan kebahagiaan? Bukankah aku menginginkan kedamaian? Bukankah aku ingin bebas dari semua beban ini? Akankah semuanya indah? Akankah semua menjadi seperti yang kuinginkan? Aku.. aku ingin.. itu.

Aku sadar, ada saatnya aku harus membagi semua sakitku, seluruh perihku. Aku sadar aku hanyalah manusia lemah yang memerlukan teman, tetapi adakah yang bersedia menjadi tumpuanku? Akankah ada yang memahami segala sakit yang kupendam? Akankah ada seseorang diluar sana, yang bersedia meminjamkan pundaknya untuk kutangisi, membagi semua luka masa laluku, yang sudah berusaha kukubur, namun hanyalah menambah lukaku.

Dan kutatap semua hal didepanku dengan tatapan kosong.. bertumpu pada sebuah harapan.. harapan dan segala penantian.. harapan untuk menemukan seseorang yang peduli kepadaku..yang mampu membuatku berdiri, mampu membawaku dari jurang kesendirian ini.. dan penantian untuk menunggu orang itu datang, menghampiriku.. mengulurkan tangannya untukku genggam.. menarikku kedalam pelukannya.. agar aku merasakan hangatnya kasih yang ia beri sehingga aku tetap bertahan dalam semuanya.

Akankah ada? Mungkinkah seseorang yang sepertiku dapat dihampiri hangatnya sapaan mereka, hangatnya kasih seorang sahabat, hangatnya lembaian pada pucuk kepalaku, terkecup hangat kasih mereka. Mampukah seseorang datang dan beri itu semua? Layakkah diriku untuk menerima? Mungkin aku tak sadar, mungkin sudah ada seseorang yang kubutuhkan, tetapi belum kusadari, aku memerlukannya untuk menghampiriku...

Hanya itu yang kubutuhkan dalam hidup ini.. mungkin itu semua dapat membuat aku merasa lebih tenang.. aku butuh semangat, aku butuh dukungan, aku butuh pengakuan dari orang orang disekitarku bahwa aku ada disekitar mereka.. aku ingin seorang sahabat.. aku butuh dia, tapi kapan dia ada.. kapan dia berada disisiku.. duduk disampingku.. dan kepalaku tersandar pada bahunya.. menangis, sampai hati ini merasa puas.. karena sebongkah keperihan akan mulai menghilang.

Yang dapat mengetahui segala perih dan sakitku, tanpa kuungkapkan, yang selalu dapat memberiku ketenangan, kesejukan, aku rindu akan segala kedamaian, namun pernahkah aku merasakan? Bagaimana dapat kulanjutkan jalanku, tanpa ada pegangan dan pedoman, sekeras apapun aku menyimpannya sendiri, aku takkan pernah bisa membohongi diriku, hatiku berlubang rindu tertambal, jiwaku kosong rindu diisi. Aku semakin terlihat tak peduli akan sekelilingku, dan aku benci hal itu.

Dan kucoba buka mataku berusaha melihat sekeklilingku tak hanya melihat dengan mata, tetapi aku juga melihat dengan hati.. mungkin hati ini kosong.. tapi kucoba tatap semuanya lebih indah.. untuk mulai menyadari tujuan hidupku.. menata masa depanku dengan senyum berat yang kuusahakan agar tetap bersinar.. percaya ada saatnya semua akan indah.. percaya Tuhan sertaku.. pegang jemariku.. dan kuhela nafasku.. kuucap syukur atas hari ini.

Aku mulai menyadari, meski ku tak miliki pegangan pada duniaku, aku masih memilikiNya, dia selalu memegangku, menemaniku dalam setiap jalanku, TUHANku, mungkin aku memang tak miliki sandaran, tak memiliki tempat untuk mencurahkan segalanya, setidaknya dia takkan pernah meninggalkanku, disetiap sakitku, kuakui jarang kuingat, sering aku terperosok begitu dalam, hingga nyawa seperti tak memiliki harga.

Tuhan mengasihi hambanya yang mengingatNya.. menyayangi anaknya yang kuat dalam menghadapi ujianNya.. ketika semua orang serasa meninggalkanku, aku tahu Dia tidak pernah meninggalkanku.. disengar tiada terdengar, dilihat tiada terlihat, namun setiap wujud tiada tanpa dia.

Dan terkadang aku bisa begitu egois menyalahkannya, segala kemalangan dan kesusahanku kubiarkan tertumbuk padanya, meski kusadar, betapa durhakanya diriku, dia yang selalu peduli padaku kusalahkan, akan segala perih kehilanganku.

Aku ingin terus tersenyum walau perih, walau sakit, walau sedih, walau apapun.. karena aku bangga karena darahNya mengalir dijiwaku, jantungNya berdetak menyatu dengan nadiku.. dan semua ujian yang dia berikan akan membuatku semakin kuat. Aku bahagia jika semua orang yang kusayangi bahagia..

Walau demi mewujudkannya harus kurelakan milikku, apalah artiku dibanding kebahagiaan mereka, aku tak peduli, akan perih yang sering kurasa, benar aku tak peduli jika aku dapat melihat dan mendengar tawa bahagia orang-orang yang kusayang.

Sesakit apapun yang kurasa tapi jika aku mendengar dan melihat tawa mereka.. aku yakin aku akan baik baik saja.. ya benar.. aku baik..

Mungkin dalam lubuk hatiku aku berteriak, aku menipu diriku sendiri, setidaknya sudah cukup aku bersandiwara, cukup sampai disini, sudah cukup segala kebohongan dan senyum palsu.

Hati berteriak.. jantung terbakar emosi.. putus asa didepan ketidakpastian ini, tapi, aku tak mau merubah diriku.. aku tidak mau berubah..

Aku sudah puas akan diriku sekarang, apalah kata orang, aku tak peduli, apalah arti tanggapan mereka, toh aku masih bisa melanjutkan hidupku, mungkin hanya sedikit yang setuju, aku tetap tak peduli.

No comments:

Followers